SGN PG Sragi, Benteng Terakhir Pabrik Gula di Pantura Jawa Tengah: Fokus Bangun Kemitraan Petani Jaga Pasokan BBT
PEKALONGAN - Pabrik Gula Sragi, unit
pabrik gula PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III Persero
Holding Perkebunan yang memiliki komoditas gula menjadi benteng terakhir pabrik
gula di Wilayah Pantura Jawa Tengah bagian barat karena saat ini PG Sragi
menjadi satu-satunya PG milik PTPN Group yang masih beroperasi di wilayah ini.
Hal ini disampaikan Sri Pratomo General Manager PG Sragi Jumat (22/03) dalam
acara Safari Ramadan di PG Sragi Pekalongan.
"PG
Sragi menjadi benteng terakhir di pantura Jawa Tengah, beberapa pabrik gula
PTPN Group telah dinonaktifkan. Hal ini dampak dari kondisi land bearing
capasity yang tidak mendukung sehingga pasokan bahan baku (BBT) semakin lama
semakin berkurang",
ungkap Sri Pratomo.
Menurut Sri Pratomo Idealnya PG Sragi
dengan kapasitas giling 3.000 TCD (ton cane per day) itu menggiling tebu
sejumlah 400.000 ton atau dengan ketersediaan lahan kurang lebih seluas 5.500
Ha dengan radius kebun maksimal 60 km dari pabrik gula. Menjadi tantangan
tersendiri bagi pihaknya untuk menjaga performa kinerja pabrik optimal. Saat
ini pasokan BBT berasal dari mitra PTR (Petani Tebu Rakyat) , lahan tebu milik
Regional 3 PTPN 1 dan agroforestri Perhutani sedangkan lahan tebu sendiri baru
akan dikembangkan untuk tebu giling 2025.
"Dengan
adanya Reorganisasi PTPN Group yang melahirkan PT Sinergi Gula Nusantara
sebagai pemegang amanah untuk mengelola pabrik gula dan terbitnya Perpres No.
40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol juga telah
memberi ruang kesempatan baru bagi kami untuk bangkit dan berbenah. Kami
menyadari ruang kesempatan itu tidak luas dan tidak datang dua kali, maka dari
itu dalam satu dua tahun ini, kami harus mampu menunjukan progress yang positif
atau lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya sehingga kembali bisa menumbuhkan
minat para mitra, utamanya petani untuk kembali menanam tebu",
jelasnya
lebih lanjut
Secara historis Jawa Tengah memiliki
potensi yang cukup besar untuk komoditas tebu, hal ini didukung fakta sejarah
keberadaan pabrik gula yang banyak di Jawa Tengah di masa lalu
"Fokus
kami kedepan PG Sragi membangun basis kemitraan dengan Petani sehingga ada
kepastian pasok BBT",
ujar Sri Pratomo.
Pihaknya akan menyewa lahan dari
masyarakat, sehingga pada tahun selanjutnya masyarakat dapat meneruskan
menggarap sendiri lahan tebu tersebut. Harapannya luasan lahan dan jumlah
petani tebu bertambah. Sedangkan untuk membantu kebutuhan saprodi (sarana produksi
pertanian) petani, PG Sragi bekerjasama dengan PT Petrokimia Gresik melalui
program MAKMUR untuk pemenuhannya. Sedangkan terkait pendanaan, pihaknya
menghubungkan petani dengan perbankan.
"Salah
satu strategi SGN yakni menerapkan pola regional, sehingga saling bahu membahu
terutama dalam pemenuhan kapasitas bahan baku tebu. PG Sragi masuk dalam
regional Jawa Tengah yang terdiri dari 8 pabrik gula yang saling
bersinergi", jelas Aris Toharisman Direktur PT
Sinergi Gula Nusantara.
Aris Toharisman melanjutkan, upaya untuk
mewujudkan swasembada gula nasional melibatkan berbagai pihak termasuk petani
tebu dan akan tentunya berdampak terhadap tingkat kesejahteraan petani tebu.
Kedelapan pabrik gula tersebut meliputi
PG Sragi, PG Rendeng, PG Mojo, PG Soedhono, PG Poerwodadie, PG Redjosarie, PG
Pagottan, dan PG Lestari.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur
Utama PTPN III Persero Holding Perkebunan Mohammad Abdul Ghani beserta jajaran,
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Aris Toharisman beserta jajaran,
Region Head PTPN 1 Regional 3, Tri Septiono beserta jajaran Seluruh GM Pabrik
Gula Regional Jateng, mitra Petani Tebu Rakyat dan KaryawanPabrik Gula Sragi.
Komentar
Posting Komentar