Warid dan Naufal, Duta PTPN I Regional 7 Beasiswa Tahfidz PTPN III (Persero)
Seleksi Beasiswa Santri
Tahfidz Qur’an Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero) Tahun
2023 telah meloloskan para kandidatnya. Pada program yang didedikasikan untuk
anak karyawan di seluruh anak perusahaan itu, PTPN I Regional 7 (N1R7)
meloloskan dua peserta. Yakni, Warid Purwa (13), anak karyawan di Kebun
Pagaralam Sumatera Selatan dan Naufal Mukti Mahardika (13), anak karyawan dari
Kebun Talopino, Bengkulu.
Warid Purwa adalah anak bungsu
dari tiga bersaudara keluarga Trinanto—Ratini; sedangkan Naufal Mukti Mahardika adalah anak dari Arifianto Wibowo. Mereka akan mendapatkan pendidikan di
Pondok Pesantren Siddik Al-Murad, Jakarta selama tiga tahun dengan seluruh
biaya ditanggung PTPN III (Persero).
Melalui proses seleksi
berjenjang dari berbagai unit kerja PTPN I Regional 7, dua calon hafidz ini dinyatakan lolos.
Setelah dinyatakan lolos, dua duta dari PTPN I Regional 7 ini mengurus segala
persyaratan administrasi, termasuk izin pindah belajar dari sekolah atau
pondoknya terdahulu. Difasilitasi perusahaan, mereka kemudian diberangkatkan ke
Jakarta.
Sebelum ke Jakarta, dua calon
hafidz, didampingi
orang tuanya, Warid dan Naufal tampak teguh dan bersemangat untuk mewujudkan
cita-citanya sebagai penghafal Alqur’an.
“Saya sejak awal memang pengin
banget menjadi hafidz. Ibu saya yang paling mendukung supaya saya jadi
penghafal Alqur’an. Makanya, setelah lulus SD, saya dimasukkan ke Pondok sambil
sekolah. Alhamdulillah sekarang saya diterima mendapat beasiswa ini,” kata
Warid.
Senada, saat dimintai
komentarnya, Naufal juga menyatakan sanggup mengemban amanah sebagai santri
utusan perusahaan Regional 7. Ia mengaku didorong ayahnya, Arifianto, untuk
mengikuti seleksi Beasiswa Tahfidz Qur’an yang diadakan PTPN III (Persero).
“Bapak dan ibu saya sangat
mendukung saya jadi hafidz. Saat ini saya juga sudah hafal Juz 30 karena itu
memang salah satu syarat untuk bisa ikut seleksi beasiswa ini. Alhamdulillah
saya lulus. Saya berjanji untuk tekun belajar dan target saya sebelum tiga
tahun sudah hafal 30 juz,” kata dia.
Menanggapi tekad para calon hafidz yang dikirim, Kabag
Sekretariat dan Hukum PTPN I Regional 7 sangat optimistis program beasiswa
hafidz ini akan sukses. Selain karena anak-anak yang terseleksi sudah memiliki
basic yang kuat, metode dan kredibilitas lembaga yang akan menggembleng mereka
juga sangat qualified.
“Saya sangat yakin mereka ini
akan hafal 30 juz
sebelum tiga tahun. Program
beasiswa yang
diselenggarakan oleh PTPN III (Persero) ini berlangsung selama tiga tahun, dan ketika tamat para santri akan diikutkan Program
Paket C sehingga mendapatkan ijazah setara pendidikan formal SLTP,”
kata dia.
Semua akomodasi dan kebutuhan para santri pada
program ini dibiayai oleh PTPN III (Persero).
Sejak pemberangkatan dari unit kerja hingga diserahkan ke Pihak Pondok di
Jakarta, dibiayai oleh perusahaan. Anak-anak tinggal belajar saja dengan semua
fasilitas yang ada. Orang tuanya juga tinggal mendoakan saja karena semua biaya
sudah ditanggung.
Bambang Hartawan mengatakan,
program beasiswa Tahfidz Qur’an PTPN III Holding ini merupakan wujud tanggung
jawab moral dan sosial untuk lingkungan. Ia menyebut, beasiswa yang merupakan
inisiatif Unit Pengumpul Zakat (UPZ) PTPN III Holding ini diberikan kepada
anak-anak karyawan. Melalui seleksi, perekrutan peserta dibuka di seluruh unit
kerja yang ada.
“Untuk santri laki-laki
dikirim atau dipondokkan di Ponpes Siddiq Al-Murad, Jakarta. Untuk yang
perempuan di Ponpes Tazkiyah Insani, Depok. Tapi kami (Regional 7) hanya ada
calon santri laki-laki. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih banyak, terutama dari
kalangan kurang mampu. Mohon doanya,” kata dia.
Mengomentari program ini,
Trinanto, orang tua Warid menyatakan terima kasih kepada PTPN III (Persero). Ia tidak menyangka dapat
mengantarkan anak bungsunya itu mondok di Pondok Pesantren yang sangat baik di
Jakarta, terlebih untuk belajar agama, khususnya menghafalkan Alqur’an.
“Terus terang, yang sangat
mendorong anak saya mondok dan menghafal Alqur’an itu ibunya. Dia sangat ingin
anaknya jadi hafidz karena dia merasa sangat kurang ilmu agamanya. Terima kasih
sangat kepada PTPN Holding yang telah memberi kesempatan kepada anak saya.
Semoga berkah bagi perusahaan dan kita semua,” kata mantan Mandor 1 di Pabrik
Teh Pagaralam yang saat ini sudah purnabakti itu.
Hal yang sama disampaikan
Arifianto. Ia mengatakan, program ini sangat baik untuk dikembangkan dan
diperluas di masa mendatang. Sebab, kata dia, di masyarakat dan karyawan,
sangat banyak yang menginginkan anak-anaknya menjadi hafidz. “Mudah-mudahan
setiap tahun ada beasiswa seperti ini,” kata dia.
Komentar
Posting Komentar