Cetak DRC Lateks di atas 30%, Kebun Karet Kedaton Jadi Benchmark PTPN I
BANDAR
LAMPUNG – Catatan prestasi tanaman karet Afdeling 3 PTPN I Regional 7 Kebun
Kedaton mendapat respons positif dari Manajemen Head Office Subholding PTPN I
dan PTPN III Holding. Selama dua hari, kebun yang berada di Desa Rejomulyo,
Kacamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan itu dikunjungi pejabat utama yang
membawa 25 orang tim teknis. Kebun Kedaton menjadi benchmark karena kebun ini mampu menghasilkan
getah karet dengan kadar karet kering (DRC, dry rubber content) di atas 30
persen.
Direktur
Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
Mahmudi menyempatkan inspeksi di kebun ini, Kamis (1/2/24). Sehari sebelumnya,
Direktur Operasional PTPN I Fauzi Omar juga mengarahkan para peserta
benchmarking ke lokasi yang sama. Peserta berasal dari Head Office PTPN I,
Regional 2, Regional 3, Regional 5, dan Regional 7 sebagai tuan rumah.
Hadir
dalam kegiatan itu, antara lain Kadiv Tanaman dan Pengolahan Komoditi Karet
PTPN I Hendra Putra, Kepala Regional 7 Denny Ramadhan, SEVP Operational
Regional 7 Wiyoso. Juga hadir Tim dari Regional 2, 3, dan 5 yang masing-masing
dipimpin oleh SEVP Operational-nya, Iyan Haryanto, Budiyono, dan Asep Sontani.
Turut meninjau, Kepala Pusat Penelitian Sembawa Suroso Rahutomo beserta Tim.
Dalam
kunjungan singkatnya, Mahmudi menelisik dengan detail perihal bagaimana kebun
seluas 485 hektare itu menghasilkan DRC yang tergolong tinggi. Direktur enerjik
ini juga melihat langsung kebun karet yang menggunakan Klon IRR-118, termasuk
cara sadap, pemakaian kulit, kerapatan tanaman, produksi dan produktivitas
penyadap, serta pemeliharaan kebun.
Manajer
Kebun Kedaton Yessi Plofesi dibantu Timnya dalam paparannya menunjukkan secara
langsung perlakuan pekerja terhadap lateks yang menghasilkan DRC tinggi. Ia
mengatakan, kunci dari keberhasilan mendapatkan kadar karet tinggi adalah
pemuliaan lateks. Yakni, dengan memastikan setiap getah yang disetorkan ke
pabrik adalah lateks murni.
“Kami
melakukan Gerakan Lateks Murni untuk memastikan getah yang masuk ke pabrik
tidak ada kontaminasi. Caranya adalah melakukan uji gelembung pada setiap
lateks yang disetor penyadap ke STL (stasiun lateks) secara langsung. Dari uji
gelembung ini akan diketahui kualitas lateks yang disetor murni atau ada
campurannya,” kata dia.
Mahmudi
juga mewanti-wanti agar perawatan tanaman dan pemakaian kulit diperhatikan
dengan serius. Sebab, kata dia, kulit adalah investasi utama dalam industri
karet.
"Pemakaian
kulit harus dilakukan dengan baik agar kontinuitas penyadapan dan kelangsungan
hidup tanaman produktif dan terpelihara dengan baik. Irisan yang lebih tebal
hanya akan memperboros konsumsi kulit tanpa meningkatkan produksi lateks.
Pemborosan konsumsi kulit berarti memperpendek umur ekonomis tanaman karet. Ini
investasi besar yang harus dijaga dengan sangat ketat," kata Mahmudi.
Dari
kebun, Mahmudi langsung meninjau Pabrik Pengolahan Karet Kebun Kedaton. Sebab,
kata dia, pencapaian DRC yang tinggi juga sangat dipengaruhi oleh kinerja
pabrik yang prima. Dia menyempatkan diri melihat dan berdiskusi proses
pengeringan karet di kamar asap dengan pekerja yang sedang melaksanakan tugas
untuk mendapatkan berbagai informasi.
Pada
peninjauan ke pabrik, Mahmudi memberi penilaian positif kepada kru yang terus
mencari dan menemukan inovasi yang berimbas kepada produktivitas dan efisiensi.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah pemanfaatan hawa panas dari proses
pengasapan yang dihisap kembali oleh fan dan dipanaskan ulang untuk pengasapan
sheet dalam kamar asap. Menurut dia, konsep ini memberi pesan bahwa setiap
potensi harus dimaksimalkan pemanfaatannya.
"Kalau
biasanya hawa panas dari kamar asap itu dibuang lewat cerobong ke atas, ini
tidak dibuang, tetapi ditangkap kembali untuk proses pemanasan selanjutnya.
Kita memang harus berpikir lebih detail dan out of the box untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih baik," kata dia.
Selain
itu, Mahmudi juga mengapresiasi berbagai simulasi dan percobaan terukur yang
menghasilkan formula terbaik di proses kamar asap. Pabrik RSS di Kebun Kedaton
ini bisa mengurangi proses pengasapan dari yang sebelumnya lebih dari lima hari
menjadi 3-4 hari dengan mutu RSS I yang tetap terjaga di atas 99 %. Hal ini,
kata dia, dapat menekan biaya produksi cukup signifikan dan mempercepat
kesiapan produk untuk diolah pada tahap selanjutnya.
"Kami
akan dukung penuh berbagai inovasi yang memberikan nilai tambah produksi,
produktivitas, peningkatan mutu, dan tentu akan lebih efisien. Dukungan
kebijakan dan pasti pada aspek pembiayaan" kata dia.
Kita
tidak bisa mengklaim bahwa pencapaian kinerja kita, misalnya DRC yang tinggi,
adalah prestasi pabrik. Demikian juga di bagian tanaman, jangan merasa bahwa
DRC itu hanya dihasilkan karena lateksnya murni. Ini adalah hasil kerja bersama
dalam semangat kebersamaan,” tutupnya.
Komentar
Posting Komentar