Peneliti Jerman Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Biomassa Anak Perusahaan Holding PTPN III (Persero)
Pekanbaru – Peneliti Jerman dari Institut für
ZukunftsEnergie und Stoffstromsysteme (IZES) dan Institute for Energy and
Enviromental Research menjajaki potensi kerjasama pemanfaatan energi baru
terbarukan (EBT) menggantikan batu bara sebagai sumber energi pada industri
tekstil dengan biomassa komoditas sawit PT Perkebunan Nusantara V.
"Kita memiliki keinginan
mensubtitusi batubara yang selama ini dipakai pada industri tekstil dengan
sumber energi yang sustainable, yakni biomassa yang dihasilkan PTPN V," kata
Scientific Director Institute for Energy and Enviromental Research Dr Guido
Reinhardt saat berkunjung ke Kantor Direksi PTPN V, Kota Pekanbaru, belum lama
ini.
Dalam kunjungan yang disambut langsung
Kepala Bagian Perencanaan Sustainability dan Teknologi Informasi PTPN V Ifri
Handi Lubis dan jajaran tersebut, Guido hadir bersama rekannya Bernhard Wern,
Head of Department Material Flow Management IZES mengapresiasi pendekatan anak
perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero itu dalam memanfaatkan EBT
melalui pengolahan limbah cair sawit.
Guido menjelaskan bahwa PTPN V telah
memanfaatkan EBT dengan sangat baik dalam beberapa waktu terakhir. Keberhasilan
tersebut membawa dia untuk mengunjungi perusahaan yang memanfaatkan EBT
terbesar di seluruh PTPN Group tersebut dan menyaksikan langsung intalasi
pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di Kebun Tandun, PTPN V.
"Kita ingin melihat langsung
bagaimana pendekatan PTPN V dalam memanfaatkan EBT," ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui bukan hal
yang mudah untuk mengubah kebiasaan dari energi kurang ramah lingkungan ke
energi yang lebih ramah lingkungan itu tidak mudah.
"Butuh waktu paling tidak 5
tahun, untuk bisa mengubah bahan bakar dari yang batu bara ke yang lebih ramah
lingkungan," ujar Benhard.
"Tentu harapan kami sumber energi
berkelanjutan menjadi tulang punggung untuk industri terutama tekstil di masa
mendatang sejingga nanti akan terbangun kekuatan ekonomi untuk dua pihak,
Indonesia bisa kirim produk ke pasar Eropa, mereka juga bisa masuk ke pasar
kita," paparnya.
Sementara itu, Direktur PTPN V Jatmiko
Santosa menyambut baik kedatangan dua peneliti Jerman tersebut. Ia mengatakan
strategi PTPN V dalam memperkuat pemanfaatan EBT adalah melalui sinergi dan
transfer pengetahuan dengan berbagai pihak. Mulai dari Badan Riset dan Inovasi
Nasional hingga perusahaan swasta berhasil membangun lima instalasi pembangkit
tenaga biogas (PTBG).
Selain itu, anak perusahaan calon
pendiri PalmCo dalam waktu dekat tersebut juga tengah menjalin kerjasama dengan
Korea Selatan dan Jepang untuk memperkuat pemanfaatan biogas.
"Sejalan dengan grand strategy
perusahaan untuk menghasilkan produk sustainable plus palm oil yang mulai
diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi dan pemanfaatan renewable
energy menjadi salah satu program yang mengalami percepatan,” paparnya.
Untuk diketahui, saat ini PTPN V
menjadi perusahaan perkebunan plat merah terbesar yang memanfaatkan EBT melalui
pengolahan POME dengan PTBg. Baru-baru ini, keseriusan PTPN V memaksimalkan EBT
diganjar penghargaan internasional Asean Energy Awards (AEA) 2023 dalam
rangkaian 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy
Business Forum.
PTPN V meraih second runner up untuk
kategori Renewable Energi for Cogeneration melalui salah satu pembangkit tenaga
biogas terbarunya di Pabrik Kelapa Sawit Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Riau dan
menjadi satu-satunya perusahaan perkebunan milik negara yang mendapat
penghargaan tersebut.
Komentar
Posting Komentar